expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

EKONOMI DAN BISNIS

BUMN Targetkan Pendapatan Rp1.495 T

Saturday, 21 April 2012
JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pendapatan Rp1.495,68 triliun atau meningkat 7,78% dari perkiraan perolehan 2011 sebesar Rp1.387,66 triliun.


Sementara itu, target laba bersih Rp145,56 triliun atau naik 17,45% dari perkiraan laba bersih 2011 Rp123,93 triliun. Sekretaris Menteri BUMN Wahyu Hidayat mengatakan, perolehan pendapatan sepanjang 2012 akan disokong kondisi ekonomi yang semakin membaik,khususnya pada sektor energi, finansial, dan perkebunan. “Tingginya perkiraan persentase laba dibandingkan penjualan karena efisiensi yang dilakukan BUMN,” ujarnya saat keterangan pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, kemarin.


Dia menjelaskan, Pertamina dan PLN diperkirakan akan memberikan sumbangan penjualan Rp741,31 triliun dan laba bersih Rp36 triliun dari target yang ditetapkan. BUMN sektor perbankan yang tercatat di BEI diperkirakan memperoleh pendapatan Rp146,12 triliun dan laba bersih Rp39,91 triliun.

Pendapatan BUMN nonperbankan yang tidak tercatat di BEI diperkirakan Rp244,18 triliun dan laba bersih Rp40,97 triliun. Adapun pendapatan BUMN lainnya Rp364,06 triliun dan laba bersih Rp28,67 triliun. Tahun ini,lanjut Wahyu,ada 12 prioritas program unggulan BUMN, di antaranya pada sektor perkebunan adalah menjadi perusahaan
perkebunan yang terbesar, eksportir besar dan bergerak ke hilir.


Pada sektor infrastruktur mengembangkan jalan tol Jawa, Jakarta, Bali, Sumatera, pembangunan terminal tiga Bandara Soeta dan Pelabuhan Kalibaru. “Berdasarkan RKAP,tahun ini belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN Rp217,38 triliun dan belanja operasional (operasional expenditure/ opex) Rp1.216,45 triliun,” ujarnya. Kendati begitu, dia mengakui kalau sepanjang 2011 yang mengalami kerugian Rp3,2 triliun.


Hal itu didasarkan pada 15 laporan keuangan unaudited,tiga laporan audited, dan lima laporan keuangan prognosis yang disampaikan kepada BUMN. Kementerian BUMN berharap tahun ini jumlah BUMN yang rugi bisa berkurang. Untuk mengurangi jumlah BUMN yang merugi,tahun ini Kementerian BUMN akan mengambil beberapa langkah strategis, yakni membuat sejumlah holding baru atau menyerahkan kepada perusahaan BUMN lain untuk menjadi anak usaha.


Tahun ini target BUMN yang akan dirampingkan mencapai 20 perusahaan. Sementara per 30 Maret 2012, BUMN publik memberikan kontribusi 22,38% dari total kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nilai kapitalisasi pasar BUMN Rp867,61 triliun. Ada empat BUMN yang masuk dalam 10 besar berkapitalisasi pasar terbesar yakni PT Bank BRI Tbk (BBRI) Rp170 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp158 triliun, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp141 triliun, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp92 triliun.


Adapun jumlah BUMN yang terdaftar pada BEI sebanyak 18 perusahaan. Deputi Privatisasi dan Perencanaan Strategis BUMN PanduDjajantomengatakansedang memproses penawaran umum sahamperdana Semen Baturaja. Saat ini masih dalam proses beauty contest atau tender underwriter-nya.


“Privatisasimasih menunggu persetujuan DPR,”tutur dia. Pandu menambahkan,lima BUMN yang akan melakukan penawaran umum saham perdana yakni PT Semen Baturaja, anak usaha Pertamina dan anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk, serta holding perkebunan dan holdingkehutanan.


Pemerintah Impor Listrik dari Malaysia

Saturday, 21 April 2012
JAKARTA– Pemerintah akan mengimpor listrik hingga 50 megawatt (MW) dari Serawak, Malaysia, untuk menekan biaya produksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mulai 2014 mendatang.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman menjelaskan, impor listrik berjangka waktu lima tahun tersebut untuk mengganti pembangkit listrik menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang biaya pokok produksinya lebih mahal. “Sambil PLN membangun pembangkit lain yang lebih murah,” kata Jarman ditemui di kantornya,Jakarta,kemarin.


Dia menjelaskan, saat ini biaya pokok produksi listrik dari pembangkit menggunakan BBM mencapai 30 sen dolar per kilowatt hour (kWh), sedangkan Malaysia menjual listrik 9 sen dolar per kWh.Jika Indonesia mengimpor listrik dari Malaysia, harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan produksi listrik sendiri yang menggunakan pembangkit BBM.


Jarman memastikan impor tidak akan menciptakan kebergantungan PLN terhadap Malaysia. PLN hanya boleh impor tak lebih dari margin cadangan listrik di wilayah Kalimantan Barat.” Kami tak boleh tergantung dari Serawak karena cadangan ini hanya untuk
menggantikan pembangkit BBM, sehingga sebenarnya tanpa beli listrik pun, listrik di daerah tersebut cukup,tapi mahal,”katanya.


Menurut Jarman,PLN telah mengajukan proposal pembelian listrik kepada pemerintah. Nantinya proses pembelian akan menggunakan perjanjian jual-beli listrik selama lima tahun. Jika selama lima tahun tersebut PLN belum bisa membangun pembangkit, perjanjian tersebut dapat diperpanjang. Jual-beli tenaga listrik lintas negara diperbolehkan lewat Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2012.


Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, seperti bertujuan untuk pemenuhan listrik dalam negeri dan bukan merupakan listrik bersubsidi. Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PT PLN Murtaqi Syamsudin menambahkan, adanya kerja sama jual-beli listrik antarnegara ini sangat menguntungkan kedua pihak,Indonesia dan Malaysia. Alasannya, perusahaan listrik kedua negara dapat mengoptimalkan dan mengefisiensikan biaya operasi.


Di sisi lain, Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan bahwa PLN juga berencana mengekspor listrik dari Sumatera ke Semenanjung Malaysia sebesar 600 MW.Ekspor setrumtersebutakandilakukanpada 2017.“PLN menghitung,kebutuhan setrum Sumatera pada 2017 mencapai 7.000 MW dengan rasio elektrifikasi lebih dari 90%,” jelasnya. Saat kebutuhan listrik mencapai angka tersebut, PLN sudah memiliki cadangan 40% lebih tinggi dari itu.


Dari cadangan tersebut,600 MW diekspor ke Malaysia dan 3.000 MW dialirkan ke Jawa. Sementara itu, pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa menilai impor listrik dari Malaysia untuk wilayah lain di luar daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, perlu studi kelayakan terlebih dahulu.PLN mesti mengkaji biaya investasi dan mekanisme pendanaannya. “Intinya,kesepakatan kerja sama ini harus dikaji cost and benefit-nya.Jangan sampai Indonesia dirugikan,” kata dia saat dihubungi kemarin.

No comments:

Post a Comment